Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Budaya organisasi
dapat membantu kinerja karyawan, karena menciptakan suatu tingkat motivasi yang
luar biasa bagi karyawan untuk memberikan kemampuan terbaiknya dalam
memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh organisasinya. Menurut Barney dalam
Lado & Wilson 1994, nilai-nilai yang dianut bersama membuat
karyawan merasa nyaman bekerja, memiliki komitmen dan kesetiaan serta membuat
karyawan berusaha lebih keras, meningkatkan kinerja dan kepuasaaan kerja karyawan
berusaha lebih keras, meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja karyawan serta
mempertahankan keunggulan kompetitif.
Dalam rangka
mewujudkan budaya organisasi yang cocok diterapkan pada sebuah organisasi, maka
diperlukan adanya dukungan dan partisipasi dari semua anggota yang ada dalam
lingkup organisasi tersebut. Para karyawan
membentuk persepsi keseluruhan berdasarkan karakteristik budaya organisasi yang
antara lain meliputi inovasi, kemantapan, kepedulian, orientasi hasil, perilaku
pemimpin, orientasi tim, karakteristik tersebut terdapat dalam sebuah
organisasi atau perusahaan mereka. Persepsi karyawan mengenai kenyataan
terhadap budaya organisasinya menjadi dasar karyawan berperilaku. Dari persepsi
tersebut memunculkan suatu tanggapan berupa dukungan pada karakrteristik
organisasi yang selanjutnya mempengaruhi kinerja karyawan ( Robbins; 1996).
Untuk mengetahui
seberapa baik kinerja karyawan apakah telah sesuai dengan budaya organisasi
maka perlu diadakan penilaian kinerja. Adapun tujuan-tujuan dari program
penilaian kinerja menurut Oberg (1998) yaitu mendorong atau menolong para
supervisor untuk mengamati bawahannya secara lebih dekat untuk melakukan
pekerjaan secara lebih baik. Memotivasi para karyawan dengan memberikan umpan
balik tentang bagaimana cara mereka bekerja. Memberikan dukungan untuk
pembuatan keputusan bagi pimpinan yang berhubungan dengan peningkatan,
pemindahan dan pemecahan. Beberapa masalah nyata dari sistem penilaian kinerja
sehingga belum berjalan sebagaimana mestinya berkaitan dengan: kurangnya
kesepakatan tentang aspek-aspek kinerja yang akan diukur, tidak realistisnya
harapan yang diukur menjadi tujuan dan dapat dihitung, dan kegagalan
menggunakan hasil penilaian sebagai dasar penting pembuatan keputusan bagi
pengembangan sumber daya mamisia.
Menurut Schein
(1996) kegagalan yang paling mencolok dari sistem penilaian kinerja adalah
karena sistem yang sangat sederhana tidak mengakui realitas pekerjaan dan
budaya organisasi. Seharusnya, penilaian kinerja dikaitkan dengan budaya
organisasi sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan seberapa
baik karyawan berkinerja sesuai dengan budaya organisasi. Sistem penilaian
kinerja dapat membantu menemukan dan merumuskan aspek-aspek penting dari budaya
dengan spesifikasi perilaku dan kompetensi yang dieprhikan untuk menyumbang
keberhasilan organisasi, unit, kelompok, atau posisi. Jadi, sistem penilaian
yang baik seharusnya digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan, mempengaruhi
dan memperkuat budaya organisasi.
http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/2008/05/pengaruh-budaya-organisasi-terhadap_20.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar